Muamalah

Muamalah

Portal Islam

Apr 20, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang
Breaking

Chairul Tanjung dan Warren Buffett, Sama-Sama Kaya Dari Investasi Saham

Investasi saham merupakan salah satu bidang yang memiliki peluang besar untuk menjadi kaya. Apalagi investasi tersebut dilakukan untuk jangka panjang, dan bukan sekedar untuk jangka pendek (trading).

Banyak contoh orang yang kaya raya berkat investasi saham. Di sini akan saya contohkan 2 orang saja, yaitu Chairul Tanjung dan Warren Buffett. Seperti apa kisahnya?

1. Chairul Tanjung

Chairul Tanjung


Siapa yang tak kenal dengan Chairul Tanjung? Ya, bos dari Trans TV yang dikenal sebagai raja media ini adalah salah satu pengusaha tersukses di Indonesia. Walaupun sekarang telah menjelma menjadi konglomerat, Chairul Tanjung ternyata bukan berasal dari keluarga yang kaya. Bahkan untuk membiayai kuliahnya saja, Chairul Tanjung sampai buka usaha fotokopi di kampusnya.
Setelah lulus dari tempat kuliah, CT muda kemudian mendirikan perusahaan sepatu bersama ketiga temannya. Tak perlu waktu lama, CT dan teman-temannya mendapatkan orderan ribuan pasang sepatu dari Italia. Hal itu tentunya awal yang sangat baik bagi dirinya dan teman-temannya.
Namun seiring waktu berjalan, Chairul Tanjung kemudian memutuskan untuk mundur lantaran perbedaan visi dengan rekan-rekannya. CT pun akhirnya menjalankan bisnis sendiri yang sesuai dengan visinya.
Lama waktu berjalan, bisnis CT kian berkembang dan kemudian dia memutuskan untuk mencoba bidang investasi. Adapun cara berinvestasi dari Chairul Tanjung adalah, dengan mengakuisisi perusahaan yang sedang ‘sekarat’, kemudian dia ‘sehatkan’ dan dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi. Cara berinvestasi inilah yang membuat CT semakin kaya dan bidang usahanya pun semakin bertambah dari waktu ke waktu. Dia kemudian mendirikan PARA Group untuk menghimpun semua bisnisnya, yang kemudian berganti nama menjadi CT Corp.
Saat ini, ada 3 bidang bisnis yang sifatnya konglomerasi yang kini dijalankan oleh Chairul Tanjung. Melalui CT Corp, Chairul Tanjung membagi 3 sektor utama bisnisnya, yaitu bidang investasi dan keuangan, bidang properti dan bidang media.
Khusus untuk bidang investasi, saat ini Chairul Tanjung memiliki saham penuh di Carrefour dan Bank Mega. Kemudian dia juga memiliki 26% saham di Garuda Indonesia dan 80% saham di Telkom Vision. Dan masih banyak lagi kepemilikan saham CT yang tak bisa saya sebutkan satu persatu.
Ingat, kesemua saham yang dimiliki CT itu adalah untuk jangka panjang, bukan jangka pendek. Karena dia adalah seorang investor, bukan trader.



2. Warren Buffett
Warren Buffett

Berbeda dengan Chairul Tanjung yang ‘menaruh telur di banyak keranjang’ (memiliki banyak bidang bisnis),  Warren Buffett justru fokus di satu bidang saja, yaitu investasi. Namun, baik CT maupun Warren sama-sama memiliki kesamaan — yaitu sama-sama berinvestasi untuk jangka panjang. Keduanya adalah investor — bukan trader.

Adapun investasi yang dilakukan oleh Warren Buffett melalui perusahaan miliknya yang bernama Belkshire Hathaway, berhasil mengantarkan pria kelahiran tahun 1930 ini menjadi orang terkaya di dunia tahun 2008 (menggeser Bill Gates). Total kekayaannya pada tahun 2008 adalah mencapai USD 62 Milliar, mengalahkan Bill Gates yang memiliki kekayaan sebesar USD 58 Milliar. Salah satu perusahaan dunia yang di dalamnya ada saham milik Warren Buffett adalah Coca-Cola, yang merupakan salah satu perusahaan minuman terbesar di dunia.
Apa saja tips investasi dari Warren Buffet? Silahkan baca di:

Dari cerita di atas, baik Chairul Tanjung maupun Warren Buffet sama-sama berinvestasi saham untuk jangka panjang. Tujuan mereka membeli saham adalah membeli kepemilikan jangka panjang (buy and hold), bukan untuk dijual pada jangka pendek (trading).
Sebagai contoh, untuk investasi jangka panjang misalnya Warren Buffet membeli saham perusahaan A dengan harga Rp 1 juta pada tahun 1970. Dia tidak menjual saham tersebut meskipun nilainya melonjak naik di tahun-tahun awal. Dia juga tak khawatir apalagi ‘jantungan’ ketika nilai sahamnya menurun drastis. Karena kesabarannya itulah, nilai sahamnya yang awalnya Rp 1 juta (tahun 1970) kini menjadi Rp 20 Milliar (tahun 2009).
Semoga ilustrasi di atas bisa memberikan pemahaman bagi sobat semuanya — tentang pentingnya investasi jangka panjang. Selain membeli kepemilikan, kita juga membeli prospek dari perusahaan yang kita percaya — caranya dengan membeli saham mereka untuk jangka yang panjang.

Semoga bermanfaat!


Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here