Portal Islam

Portal Islam

Rujukan Berita Islam Terbaru Hari Ini

Apr 20, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Sudah Tahukah Bahwa Terdapat Larangan Berkata Ah pada Orang Tua?

Sebagai seorang muslim tentunya kita tahu bahwa kita harus menghormati orang tua. Kita juga tidak boleh berkata kasar kepada orang tua. Dalam Islam juga terdapat larangan berkata ah pada orang tua.

Larangan Berkata Ah pada Orang Tua

Allah SWT berfirman:

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.’” (Al-Israa’ : 23-24).

Ayat tersebut sudah jelas sekali menerangkan bahwa kita harus beribadah hanya kepada Allah SWT. Seorang muslim juga harus menghormati dan juga berbuat baik kepada kedua orang tua. Untuk itu kita tidak diperbolehkan berkata ah kepada mereka, tidak diperbolehkan pula membentak keduanya.

Imam Adz-Dzahabi rahimahullah pernah berkata, “Yang dimaksud dengan berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya adalah berbakti, mengasihi dan lemah lembut kepadanya. Dan yang dimaksud dengan membentak mereka adalah berbicara secara kasar di saat keduanya memasuki masa tua mereka. Seyogyanyalah kita berkhidmat kepada keduanya sebagaimana mereka telah mengurus kita. Bagaimanapun juga mereka tetap yang lebih baik. Dan bagaimana bisa sama, keduanya telah derita karena kita, demi mengharapkan kehidupan kita. Sedangkan kita jika pun menanggung derita karena keduanya, kita mengharapkan kematiannya. Lalu mana mungkin bisa sama? Dan adapun yang dimaksud dengan perkataan yang mulia adalah perkataan yang lemah lembut lagi santun.”

Larangan Berkata Ah pada Orang Tua

Kemudian Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Allah Ta’ala berfirman yang memerintahkan kepada para hamba-Nya agar beribadah kepada-Nya yang tiada sekutu bagi-Nya. Sesungguhnya kata ‘al-qadha’ dalam ayat ini maksudnya adalah perintah. Mujahid rahimahullah berkata: “Wa qadha maksudnya (Allah) memerintahkan.” ‘Ubay bin Ka’ab, Abdullah bin Mas’ud dan Dhahhak bin Muzahim, membaca ayat tersebut seperti berikut ini: “Rabbmu memerintahkan agar engkau tidak beribadah kecuali hanya kepada-Nya.” Oleh karena itu, Allah Ta’ala menyandingkan perintah berbakti kepada kedua orang tua pada perintah beribadah kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): “… dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua orang tuamu dengan sebaik-baiknya.” Maksudnya Allah memerintahkan agar engkau berbuat baik kepada kedua orang tuamu yang demikian itu seperti firman-Nya dalam surat yang lain, Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Bersyukurlah kepada-Ku, dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Ku tempat kembalimu.” (QS. Luqman: 14)”.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Isra:23, yang artinya:  “Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya ‘ah’.” Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Yaitu janganlah kamu memperdengarkan kepada keduanya perkataan yang buruk, walaupun perkataan hanya perkataan “ah” yang merupakan perkataan buruk yang paling rendah. “Dan janganlah kamu membentak mereka,” yaitu janganlah ada pada dirimu kepada mereka berperbuatan yang buruk. Atha’bin Rabbah berkata, “Yaitu janganlah kamu memukulkan tanganmu kepada kedua orang tuamu”.

Larangan Berkata Ah pada Orang Tua

Dalam QS. Al-Isra ayat 23 Allah SWT juga menegaskan, “Dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang mulia,” yaitu perkataan yang lembut dan baik dengan penuh kesopanan, kesantunan dan penghormatan.

Sebagian besar orang tua membenarkan bahwa mayoritas anak-anak sekarang merupakan produk saluran televisi asing, kemudian media-media online yang mudah diakses oleh anak dan institusi pendidikan yang rapuh nilai.pole Pendidikan yang berdinding tebal, namun hanya mampu melindungii anak didik dari teriknya matahari dan dinginnya musim hujan, tanpa sedikit pun memberikan perlindungan akhlak pada para peseerta didiknya. Lantas siapakah kiranya yang tidak percaya bahwa di antara mereka ada yang berani mengkritik ayahnya dengan terang-terangan dan menganngap orang tua tidak memahami apa yang anak inginkan. Tidak jarang pula kita melihat fenomena anak yang berbicara dengan nada suara lebih tinggi dari suara ayahnya atau ada pula yang memandang ayahnya dengan pandangan yang merendahkan. Demikian pula sikap mereka pada ibu yangmereka anggap lemah dan juga tua renta atau bahkan dianggap terlalu mengekang.

Berkatalah yang baik pada orang tua

Kalau saja Allah SWT mengetahui ungkapan yang lebih menyakitkan dari ungkapan ‘ah!’ (Arab: uff) yang dikatakan oleh anak kepada orang tua mereka, niscaya Allah akan mencantumkannya dalam al-Qur’an. Dimana hal itu adalah kata yang tersusun dari dua huruf. “Ah”, yang merupakan ungkapan atas perasaan berat hati. Oleh karenanya Allah SWT memberikan larangan berkata ah kepada orang tua. Karena ini adalah kata yang terlihat sepele namun sebenarnya menyakitkan.

“Tiga golongan yang tidak akan masuk surga; Pendurhaka orangtua, pecandu khamr, dan orang yang mengungkit-ungkit pemberiannya pada orang lain.” (HR. An-Nasa’i, Ahmad dan al-Hakim)

Kemudian dalam QS. Ali-Isra ayat 24 ditegaskan juga bahwa kita harus merendahkan diri dihadapan orang tua kita. Sebeagaimana firman-Nya yang artinya,  “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka dengan penuh kesayangan,” yaitu tawadhu’lah kepada mereka dengan perbuatanmu. “Dan ucapkanlah, Wahai Rabbku kasihanilah keduanya,” yaitu semasa tua mereka dan setelah mereka meninggal dunia. “Sebagaimana mereka telah mendidiku di waktu kecilku.” Yaitu pada usia tuanya dan pada saat wafatnya.

Ibu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Kemudian Allah Ta’ala menurunkan firman-Nya (yang artinya), ‘Tidak sepatutnya bagi nabi dan orang-orang yang  beriman meminta ampun kepada Allah bagi orang-orang musyrik…..’” dan selanjutnya. (QS. At-Taubah: 113).

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here