Portal Islam

Portal Islam

Rujukan Berita Islam Terbaru Hari Ini

Apr 23, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Cinta dalam Diam dan Cinta dalam Pandangan Islam

Cinta itu ibarat mata air yang selalu menyejukkan jiwa dan menghilangkan dahaga dalam hati kita. Cinta adalah sesuatu yang tidak dapat dilihat namun bisa untuk kita rasakan. Cinta dalam diam adalah salah satu fenomena yang sering kita temui.

Cinta dalam Diam

Cinta dalam Pandangan Islam

Cinta ini dapat kita tujukan kepada siapa saja. Terutama kepada Allah, Rasulullah, orang tua, pasagan dan lain sebagainya. Semua orang memiliki cara sendiri dalam mencintai, salah satunya adalah cinta dalam diam. Namun tidak jarang mengungkapkan cinta kasih yang dimilikinya pada orang terkasihnya bahkan kepada Tuhannya.

Dr Abdullah Nashih Ulwan dalam bukunya yang berjudul Cinta dalam Pandangan Islam (terj), menjelaskan bahwa cinta merupakan suatu perasaan jiwa, getaran hati, pancaran naluri, dan terpautnya hati orang yang mencintai kepada yang dicintainya, tentunya dengan semangat yang menggelora dan wajah yang berseri penuh keceriaan.

Adapun beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk cara merawat cinta itu adalah, pertama, meluruskan niat. Agar cinta berbuah ibadah sebagai ibadah maka luruskanlah niat, yaitu mencintai karena Allah.

“Segala amal itu tergantung niatnya dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya maka hijrahnya itu kepada Allah dan rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dinikahinya maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya.” (Muttafaq alaih).

Kedua, adalah dengan mencintai secara proporsional, sebagaimana yang tertuang dalam Al-Quran berikut ini “…. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS Al Baqarah [2]: 216).

Rasulullah SAW berdabda “Cintailah kekasihmu sekadarnya saja, karena boleh jadi suatu hari nanti dia akan menjadi sesuatu yang engkau benci; dan bencilah sesuatu yang tidak engkau sukai sekadarnya saja, karena boleh jadi suatu hari nanti dia akan menjadi sesuatu yang engkau cintai.” (HR Bukhari).

Ketiga, menyatakan/memroklamirkan cinta. Rasulullah bersabda, “Jika seseorang mencintai saudaranya hendaklah memberitahukan kepadanya bahwa ia mencintainya.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).

Keempat, memandangnya dengan penuh cinta. Diriwayatkan dalam sebuah hadist, “Barang siapa yang memandang saudaranya dengan pandangan cinta (kasih sayang), maka Allah mengampuninya.”

Kelima, lakukanlah kunjungan cinta. Agar tanaman cinta yang telah kita miliki bertambah subur, maka hendaklah saling mengunjungi. Rasulullah SAW bersabda, “Berkunjung secara berkala maka cinta pun akan bertambah.” (HR Baihaqi). Zur ghiban, yazid hubban.”

Keenam, hendaklah merawatnya secara berkala, taburkan pupuk-pupuk cinta, pasti akan menuai buah cinta.

Ketujuh, mengokohkan cinta dengan kekuatan doa. Rasulullah SAW bersabda, “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon anugerah cinta-Mu, dan cinta orang-orang yang mencintai-Mu, serta usaha yang dapat mengantarkan aku kepada cinta-Mu. Ya Allah, jadikanlah cinta-Mu sesuatu yang paling aku senangi.” (HR Ahmad).

Dengan beberapa poin di atas semoga dapat memupuk dan merawat cinta kita kita kepada pasangan. Sehingga kesuciannya akan terjaga. Berikut ini juga akan kita bahas mengenai cinta yang paling utama, yaitu cinta kepada Allah.

Hadist tentang Cinta Kepada Allah

mengajarkan pada umatnya untuk mencintai Allah melebihi apapun. Sebagai hamba-Nya, kita wajib mencintai Sang Khalik dengan menjalankan setiap perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Berikut ini adalah hadits tentang cinta kepada Allah.

Riwayat dari Abdullah bin Abbas ra, berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Cintailah Allah atas anugerah nikmat yang diberikan kepadamu, dan cintailah aku karena cinta kepada Allah, dan cintailah keluargaku karena mencintaiku.” (HR At-Tirmidzy dan al-Hakim).

Rasulullah SAW bersabda: “Tiga perkara, yang barang siapa memilikinya, ia dapat merasakan manisnya iman, yaitu cinta kepada Allah dan Rasul melebihi cintanya kepada selain keduanya, cinta kepada seseorang karena Allah dan membenci kekafiran sebagaimana ia tidak mau dicampakan ke dalam api neraka.” (HR Bukhari). Muslim

Rasulullah SAW bersabda: “Ada tiga perkara yang bila seseorang memilikinya, niscaya akan merasakan manisnya iman, ‘Yaitu, kecintaannya pada Allah dan RasulNya lebih dari cintanya kepada selain keduanya……”. (HR. Bukhari).

Rasulullah SAW bersabda: “Ya Allah, sesungguhnya saya memohon cintaMu dan cintanya orang yang mencintaiMu serta kecintaan pada suatu amalan yang dapat mendekatkanku untuk senantiasa mencintaiMu.” (HR. At-Tirmidzi).

Dari Anas bin Malik, ia berkata, seseorang telah datang menemui Rasulullah: “Wahai Rasulullah, kapan akan terjadi hari kiamat?” Beliau bersabda: “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?” Ia menjawab: “Kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya.” Lalu beliau bersabda: “Sesungguhnya engkau akan bersama-sama dengan orang yang engkau cintai.” (HR. Muslim).

Hadist Tentang Kasih Sayang

Seperti yang kita tahu bahwa islam telah mengajarkan umatnya untuk menyebarkan cinta dan kasih sayang pada sesama, khususnya pada saudara Muslim. Rasulullah sendiri telah menyerukan pada umatnya untuk menebarkan rasa kasih dan sayang. Berikut ini adalah beberapa dalil tentang kasih sayang.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah hanya menyayangi hamba-hamba-Nya yang penyayang.” (HR. Thabarani).

Rasulullah SAW bersabda, “Para pengasih dan penyayang dikasihi dan disayang oleh Arrahmaan (Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang), rahmatilah yang ada di bumi niscaya kalian akan dirahmati oleh Dzat yang ada di langit.” (HR.Abu Dawud dan At-Tirmidzi).

“Orang-orang yang memiliki sifat kash sayang akan disayang oleh Allah yang Maha Penyayang, sayangilah semua yang ada di bumi maka semua yang ada di langit akan menyayangimu. Kasih sayang itu bagian dari rahmat Allah, barangsiapa menyayangi, Allah akan menyayanginya. Siapa yang memutuskannya, Allah juga akan memutuskannya.”(HR. Tirmidzi).

Dikisahkan bahwa seseorang mengunjungi saudaranya di desa lain, lalu Allah mengutus malaikat untuk membuntutinya. Ketika malaikat menemaninya malaikat berkata, Kau mau kemana? Ia kemudian menjawab, “Aku ingin mengujungi saudaraku di desa ini.” Malaikat terus bertanya kepadanya, “Apakah kamu akan memberikan sesuatu pada saudaramu?” Ia menjawab, “Tidak ada, melainkan hanya aku mencintainya karena Allah SWT.” Malaikat lalu berkata, “Sesungguhnya aku diutus Allah kepadamu, bahwa Allah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai orang tersebut karena-Nya.”(HR. Muslim).

Rasulullah SAW bersabda, “Tatkala ada seekor anjing yang hampir mati karena kehausan berputar-putar mengelilingi sebuah sumur yang berisi air, tiba-tiba anjing tersebut dilihat oleh seorang wanita pezina dari kaum bani Israil, maka wanita tersebut melepaskan khufnya (sepatunya untuk turun ke sumur dan mengisi air ke sepatu tersebut) lalu memberi minum kepada si anjing tersebut. Maka Allah pun mengampuni wanita tersebut karena amalannya itu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here