Muamalah

Muamalah

Portal Islam

Apr 27, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang
Breaking

Semua Tentang Sistem Ekonomi China (Tiongkok), Dulu Hingga Sekarang

Onlenpedia.com – Saat ini, negara China menjadi salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
Maka dari itu, banyak orang yang penasaran dengan sistem ekonomi apa yang dianut negeri Tirai Bambu tersebut.
Lantas, sistem ekonomi apa yang dianut oleh China?
Guna menjawab pertanyaan di atas, di sini akan dipaparkan mengenai sistem ekonomi Cina (Tiongkok), dari dulu hingga sekarang.
Sistem ekonomi China
Perlu anda ketahui, ekonomi China merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia (berdasarkan GDP) setelah Amerika Serikat.
Untuk pertumbuhan, perekonomian China merupakan yang tertinggi di dunia, dengan rata-rata pertumbuhan 10% pertahun dalam 30 tahun terakhir.
China juga tercatat sebagai negara pengekspor terbesar di dunia, sekaligus sebagai negara pengimpor terbesar kedua di dunia.
Adapun 6 rekan dagang utama China adalah Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Hongkong, Korea Selatan dan Taiwan, yang membentuk lebih dari 50% jumlah perdagangan dengan China.
Sistem ekonomi yang dianut China

Seperti yang diketahui, China merupakan negara yang memiliki paham sosialis/komunis.
Alhasil sistem perekonomian China pun diatur oleh negara, dan warga negara yang menentang akan dihukum.
Hal inilah yang menjadi ciri khas utama dari negara dengan sistem ekonomi sosialis, di mana pemerintah menjadi pemegang kendali perekonomian.
Salah satu contoh, China pernah membungkam atau mengekang pers di negaranya sendiri.
Menurut data yang dikumpulkan organisasi reporter lintas negara, menunjukan sampai 1 Januari 2006 lalu jumlah wartawan yang ditahan di China sebanyak 32 orang.
Tampak jelas kalau media diberi pengawasn yang ketat. 
Pembredelan dan penyitaan terhadap media juga biasa dilakukan.
Namun, di era yang sekarang, China perlahan merubah sistem perekonomiannya ke arah yang lebih bebas.
Konon, tak ada lagi yang namanya pengekangan terhadap pers, dan negara memberi kebebasan kepada warga negara untuk bersaing dari segi ekonomi.

Baca juga:


Mengenal sistem ekonomi Jepang, salah satu negara industri paling maju di dunia

Ini menunjukkan sistem ekonomi China mulai mengarah, dari sosialis, menuju kapitalis.
Namun sepertinya lebih kepada sistem ekonomi campuran, yang isinya adalah campuran antara sosialis dengan kapitalis.
Penyempurnaan sistem ekonomi ini membawa perubahan yang cukup signifikan di China.
Tercatat antara tahun 1989 hingga 2001, jumlah perusahaan negara berkurang dari 102.300 buah menjadi 46.800 buah.
Sebaliknya, jumlah perusahan swasta justru meningkat pesat dari 90.000 buah menjadi lebih dari 2 juta buah.
Ini membuktikan bahwa China mulai memberikan kebebasan bagi individu bersaing di dalam perekonomian negara, tak selalu dikekang dan dibatasi oleh pemerintahan sosialis mereka.
Meskipun, peran negara masih kuat dalam hal penyempurnaan sistem pokok ekonomi, sebagai bagian dari paham sosialis yang mereka anut.
Adapun peran pemerintah dalam sistem ekonomi China meliputi:
1. Ekonomi milik negara merupakan bagian utama dan ekonomi multi kepemilikan — berkembang bersama.
2. Mendirikan sistem yang menguntungkan untuk mengubah struktur ekonomi dualis antara kota dan desa.
3. Membentuk mekanisme yang mendorong perkembangan harmonis ekonomi regional.
4. Membangun sistem pasar modern yang seragam, terbuka dan bersaing secara tertib.
5. Menyempurnakan sistem pengontrolan makro, sistem pengelolaan administrasi dan sistem hukum ekonomi.
6. Menyempurnakan sistem penempatan kerja, distribusi pendapatan dan jaminan sosial.
7. Mendirikan mekanisme yang mendorong perkembangan yang berkelanjutan di bidang ekonomi dan sosial.
Melihat peran pemerintah di atas, tampak jelas kalau peran mereka masih dominan dalam sistem ekonomi China.
Hal itulah yang sampai sekarang menjadi identitas China sebagai salah satu negara yang juga menganut sistem perekonomian sosialis.
Dengan adanya sistem ekonomi campuran (sosialis+liberalis), perekonomian China berkembang semakin pesat.
Bahkan negara adidaya seperti Amerika Serikat saja tak kuasa menghadapi perkembangan yang pesat dari perekonomian China.
Bisa dibilang, negara China menjadi kiblat perekonomian dunia saat ini, berkat sistem ekonomi campuran yang mereka anut.
Sistem ekonomi China modern

Sebelumnya, dunia mengalami krisis di era 2008-2009.
Akan tetapi China berhasil selamat dari krisis ekonomi tersebut.
Hal itu tak lepas dari kombinasi mekanisme pasar dan peran pemerintah yang tepat, dalam sistem ekonomi campuran yang mereka anut.
Seiring berjalannya waktu, perekonomian China pun mengalami perkembangan yang pesat.
Hal itu dipelopori oleh Deng Xiaoping, yang membuat perekonomian China lebih terbuka terhadap dunia.
Dilansir dari laman Wikipedia, di tahun 2010 perekonomian China menjadi yang terbesar kedua setelah Amerika Serikat.
Posisi mereka sukses menggeser posisi Jepang yang sebelumnya di peringkat 2, dan Jerman yang sebelumnya di peringkat 3.
Kemudian dari segi progress, perekonomian China memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia, yakni rata-rata 10% (pertahun) dalam 30 tahun terakhir.
Sebagai tambahan, China tercatat sebagai negara kreditur terbesar di dunia.
Mereka memiliki kira-kira 20,8% dari kepemilikan asing obligasi pemerintah Amerika Serikat.
Selain itu, lembaga-lembaga Internasional seperti IMF, Bank Dunia, dan Standard Chartered Bank memprediksi bahwa perekonomian China akan menyamai Amerika Serikat di tahun 2020.
Baca juga:



Itulah dia pemaparan lengkap tentang sistem ekonomi yang dianut China.
Seperti yang dijelaskan di atas, sistem ekonomi China rupanya telah ‘berevolusi’ dari sistem ekonomi sosialis — menjadi sistem ekonomi campuran.

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here